Iklan

Biografi Singkat Kiai Rahmatulloh Fikri

Petuah Guru
Minggu, 12 Juni 2022
Last Updated 2022-06-20T00:52:12Z
Inframe : Al-Habib Nizar bin Yahya & Kiai Rahmatulloh Fikri, Jatiwangi


Biografi singkat Kiai Rahmatulloh Fikri Jatiwangi - Bekasi 


Adalah seorang ulama kelahiran Bekasi (Betawi) tepatnya di desa Jatiwangi, Cikarang Barat. Beliau di lahirkan pada tanggal 21 September 1986M.


Beliau adalah Muassis dan Khodim utama "Kanz ilmi Wassholawat Al-Musthofa", sebuah pesantren atau gedung sosial keagamaan berbasis masyarakat yang di jadikan titik sentral kegiatan kajian keagamaan oleh masyarakat setempat dan sekitarnya.


Di daerahnya Kiai Rahmatulloh Fikri di kenal sebagai seorang muda yang telah mencapai tingkatan Aji Sepuh ( Istilah : 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘶𝘮𝘶𝘳 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘵𝘶𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘪𝘭𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢) sebagaimana di katakan oleh Ki E. Kurnia.


Beliau adalah seorang alim yang fasih dalam berbicara dan memiliki kekuatan pada kata-kata, setiap kata-kata yang keluar dari lisan nya memiliki daya bangkit keinsyafan bagi mereka yang mendengarnya langsung.


Beliau sangat menonjol dalam aspek kedalaman ilmunya, keluasan pemahamannya, kefasihan lisannya, dan memiliki cakrawala sosial yang luas. Beliau tidak pernah membatasi dalam bergaul berdasar sekat apapun, baik ras, suku, Agama & Politik.


Selain itu beliau juga sangat menonjol dari sisi ketawadhuan, kekhusyuan ihwal, keikhlasan dan sangat menghormati kepada anak-anak kecil sekalipun.


Inframe : Fadhilatul Mukarrom Habibana Muhammad Bahauddin, Al-Habib Nizar bin Yahya & Kiai Rahmatulloh Fikri, Jatiwangi


𝗣𝗘𝗥𝗝𝗔𝗟𝗔𝗡𝗔𝗡 𝗠𝗘𝗡𝗨𝗡𝗧𝗨𝗧 𝗜𝗟𝗠𝗨, 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘭𝘪𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘬𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘛𝘢𝘣𝘪'𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘫𝘶 𝘐𝘯𝘥𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘵𝘶𝘯𝘥𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘒𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘒𝘩𝘰𝘭𝘪𝘲.


Masa muda Kiai Rahmatulloh Fikri di kenal sebagai seorang yang nekat, nakal, bandel dan punya hobi berkelahi, saking hobinya berkelahi hingga saat ini tampak di tangan kirinya terdapat 𝗯𝗲𝗸𝗮𝘀-𝗯𝗲𝗸𝗮𝘀 𝘀𝗮𝘆𝗮𝘁𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗻𝗷𝗮𝘁𝗮 𝘁𝗮𝗷𝗮𝗺, tidak sedikit jama'ah dari kalangan murid-murid beliau yang meneteskan air mata jika kebetulan melihat bekas luka tersebut.


Sebelum pergi ke pesantren beliau sekolah di SMK Pemuda Bekasi ( STM Younger's ) yang menurut informasi sejarah termasuk salah satu sekolah terberingas di daerah Bekasi, yang mana saat ini sekolah tersebut telah di tutup.


Setelah menyelesaikan pendidikannya di sekolah tersebut kemudian beliau memutuskan untuk memperbaiki diri dan mengolah jiwa di pesantren, adapun pesantren-pesantren yang pernah beliau singgahi di antaranya :


  • Ponpes Sabilunnajah Kaliwungu, Penjalin, Kendal - Jateng ( di bawah asuhan KH. M Muthohar )
  • Ponpes Lirboyo,Kamar R, Kediri - Jatim ( dibawah asuhan KH. Ahmad Idris Marzuki)
  • Ponpes Tegal Arum Talun - Unit Lirboyo kaki gunung Wilis ( Dibawah asuhan KH. Rofi'i Ya'qub )
  • Ponpes Al-Ihsan, Jampes - Jatim ( Ponpes bersejarah yang pernah di asuh oleh 𝙈𝙪𝙖𝙡𝙡𝙞𝙛 𝙆𝙞𝙩𝙖𝙗 𝙎𝙞𝙧𝙤𝙟𝙪𝙩 𝙏𝙝𝙤𝙡𝙞𝙗𝙞𝙣 𝙨𝙮𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙆𝙞𝙩𝙖𝙗 𝘼𝙡-𝙂𝙝𝙤𝙯𝙖𝙡𝙞 )
  • Ponpes Hidayatul Mubtadiin, Gurah, Pare - Jatim
  • Ponpes Gedang Sewu ( Ponpes tanpa nama yang di sebut 𝗞𝗛. 𝗔𝗯𝗱𝘂𝗿𝗿𝗮𝗵𝗺𝗮𝗻 𝗪𝗮𝗵𝗶𝗱 dengan sebutan Al-Islah )
  • Ponpes Nurul Iman Garum, Blitar - Jatim
  • Dan lain-lain sebagainya.


Setelah itu hingga saat ini sepertinya beliau tekun mengikuti kajian Maulanal Habib Muhammad Luthfi dan Istiqomah menyerap ilmu dari beliau. Terkait Maulanal Habib Muhammad Luthfi, Kiai Rahmatulloh Fikri pernah berkata :


"Saya itu di hadapan beliau "𝙆𝙖𝙡 𝙝𝙖𝙙𝙞𝙙 𝙞𝙣𝙙𝙖𝙡 𝙚𝙢𝙥𝙪" Seperti besi di hadapan sang empu "𝙬𝙖 𝙠𝙖𝙡 𝙢𝙖𝙮𝙮𝙞𝙩 𝙞𝙣𝙙𝙖𝙡 𝙢𝙪𝙜𝙝𝙤𝙨𝙨𝙞𝙡", seperti mayit di hadapan yang memandikan, terserah mau di balik kemana" begitu tuturnya.


Sepulangnya dari pesantren beliau berhasil mematangkan potensi olah batinnya dan ilmu-ilmu keagamaan nya, baik dari sisi ilmul Hayat, Fiqih, Hadits, Tafsir, Al-Qur'an, Aurod, Sholawat dsb. Semuanya bersanad (berestafet, bertalian) kepada para Ulama dan Auliya-Auliya Alloh.


Kepulangan beliau ke bekasi membawa dampak signitif terhadap perkembangan ilmu keagamaan bagi masyarakat sekitar khususnya Jatiwangi, apalagi di daerah tersebut saat itu sedang dalam kondisi merosotnya ilmu pengetahuan.


Pengaruh beliau tidak hanya tersebar saat bertugas sebagai pengajar di masyarakat, namun mampu membawa dampak positif bagi para penjudi, pemabuk, para mandor, pecandu dsb.


Dan di dalam beragama beliau selalu berada dalam garis Kebangsaan, sementara sambil terus bergerak membawa manusia menuju keridhoan Alloh Subhanahu Wata'ala.


𝘛𝘶𝘭𝘪𝘴𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘵𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘯𝘥𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯...


Murosil ( مراسل ) : N Firmansyah, Murosil Ikhlas Media.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl